Isi jiwaku rapuh dalam kesendirian
Menatap sepi bayang-bayang hampa
Hatiku bergetar seperti duka yang tercabik
Bersandar lemah didahan pohon yang terkoyak
O, sang penguasa alam
Dosa apa yang kuperbuat selama ini
Hatiku meronta dalam kekalutan
Bagaikan petir yang menyambar
Disetiap rongga kehidupan
Tuhan, masihkah pantas aku memohon ampunan-Mu
Karena tubuhku dipenuhi lumuran dosa
Tuhan, aku malu terhadap dirimu yang penuh kasih
Aku berbuat dosa dihadapanmu
Aku melupakan kasih sayangmu
Aku tertawa disamping saudaraku yang menangis
Dan disetiap tubuhku penuh dengan coretan hitam
Tuhan, aku sombong dengan ketidakberdayaanku
Aku rapuh tanpa bimbinganmu
Cinta kasih kepada hambamu sangat tulus
Tetapi aku mengharap imbalan
Tuhan, izinkan aku untuk bertobat
Dalam setiap dosa-dosa yang tak terbatas
Dalam setiap pengharapan yang berkepanjangan
Dan dalam isi jiwaku kepadamu….
Aku bersimpuh karena-Mu
TAUBAT
Kesepian jiwaku melukai batin
Tercabik dalam cambuk kemunafikan
Terbias dalam hempasan luka
Diwarnai kekalutan bayangan hitam
Oh, jiwa yang terpasung
Resah apa yang aku timbulkan
Dalam ketakutan yang tiada batas
Diiringi dalam hempasan badai
Tuhan, izinkan aku untuk menuai sabdamu
Dalam bimbingan yang maha sempurna
Dalam kedekatan sunah nabimu
Tuhan, hatiku tertunduk malu terhadap-Mu
Dosa yang aku timbulkan seluas langit dan bumi
Disetiap kemunafikan yang aku perbuat
Tuhan, duniaku jauhkan kasih sayang-Mu
Padahal kasih-Mu luas tiada terbatas
Kedekatan-Mu terhadapku tiada berjarak
Sedangkan diriku jauh tiada berujung
Tuhan, jiwaku hampa tanpa bimbingan-Mu
Resahku hancurkan kegelisahan luka dalam
Rongga nafasku nyaris tanpa siraman surgawi
Kerongkonganku nyaris tanpa menyebut asma-Mu
Tuhan, masihkah pantas Kau mengampuniku
Padahal tubuhku dipenuhi lumuran dosa
Daki-dakiku hitam pekat tanpa warna
Jiwaku berkata untuk yang kesekian kali
Tuhan, aku bertobat
SANG MAHA KEKASIH
Ya Allah
sesungguhnya aku hanya puing-puing kecil
ditengah rapuhnya gedung-gedung tua
dosa-dosa yang aku punya lebih luas dari langit dan bumi
jiwaku hampa tanpa menyebut asma-Mu
aku takut dalam lembah yang gelap
tak tahu arah kemana melangkah
Ya Allah
Bebaskan aku dari syetan-syetan yang mengikatku
Aku terkapar dalam ketidak berdayaan ku
Sendiri ditengah ramainya orang
Yang kian tertawa akan dosa-dosa mereka
Ya Allah
Masihkah pantas aku menyebut Asma-Mu yang suci
Dengan mulut ku yang dipenuhi lumuran dosa
Dengan tanganku yang kotor dan menjijikan
Dengan isi jiwaku yang dipenuhi kotoran dosa
Ya Allah
Obatilah daku yang sakit akan ketidak berdayaanku ini
Lembutkan jiwaku yang keras dengan kesejukan Rahmat-Mu
Langkahku tersesat tak tahu dimana pancaran Iman-Mu
Berikanlah aku akan lembutnya keimanan
Ya Allah
Masihkah pantas aku untuk bertaubat
Dengan butiran-butiran dosa yang aku punya
Dengan kesombongan yang sering aku perbuat
Dengan keberanian akan melanggar larangan-Mu
Dengan tangisan penyesalan kemudian berbuat lagi
Ya Allah
Aku malu dengan ketidak berdayaanku
Aku rapuh dalam kesombongan ku
Aku hina akan perbuatanku
hingga untuk kesekian kali aku berucap
Aku khilaf
JIWA SEGALA JIWA
Dalam setiap langkah aku tertegun
Menyibak makna tanpa warna
Gemericik gelang hempaskan kesunyian
Disuatu resah pantulkan jiwa
Bersemayam aku dalam pandangmu
Bergulir rindunya perasaan cinta
Berarak duka matikan rasa
Jiwa meronta bangkitkan penyesalan
Oh jiwa segala jiwa
Penyejukku kau hempaskan ke semak-samak
Beretak kencang jiwa merana
Setengah hati bersatu dan berbenturan
Oh jiwa segala jiwa
Lemahku melukai hatimu
Menolak cinta hati yang lain
Menyapu luka tampakkan batin
Oh jiwa segala jiwa
Roh ku mendekat kearah fatamorgana
Berarak rasa hempaskan kerinduan
Dalam indahnya cinta hanyalah fana
hingga Melukiskan sengsara yang tiada batas
Oh jiwa segala jiwa
Apakah rasa secangir cawan
Hingga madu kurasa racun yang kuteguk
Bercermin bayangan orang-orang tertawa
Dalam jiwaku aku berkata
Cinta tak selalu kau teguk dengan kebahagiaan
CINTA
Cinta, kau hadir dalam setiap mimpiku
hantarkan aku dalam pintu gerbangmu
bila takdir t’lah tiba
bersatulah dengan membawa setiap angan ku
cinta, bergema terasa dalam setiap getaran di jiwaku
untuk menembus setiap langkah hatiku
terbesit dalam hatiku untuk merengkuh di jiwamu
menelusuri dalam untaian kelembutan cintamu
dan tak akan kulupa semua kasih sayang mu untuk ku
cinta, kerinduanku tersimpan di lubuk hatiku yang terdalam
akan ku bawa engkau dalam setiap kebahagiaan ku
kan kupetik bintang cinta yang ada dilangit
dan kupersembahkan untuk kasih sayang mu
dan kuukir langit yang bersinar terang dengan keceriaan
dengan senyuman dibibirmu
cinta, dekaplah dengan kelembutanmu
karena semua yang engkau berikan
akan berakhir dengan kebahagiaan
hingga disetiap panorama surgawi
terpampang dalam keindahan cinta
cinta, untukmu kan kuserahkan cintaku
dalam setiap derai nafasku yang dalam
dalam setiap langkahku yang panjang
dan dalam setiap angan-angan ku yang penuh harap
karena kau, aku cinta kau dengan cinta
RATAPAN ANAK MANUSIA
Rindu jiwa kemana melangkah
Hanya pepesan kosong entah apa
Bisikan hati timbulkan pertanyaan
Hanya gurauan sempitkan pengetahuan
Kau cinta jiwamu sendiri
patahkan jendela yang tersinari matahari pagi
gema takbir remehkan panggilan wajib
Lima waktumu kau hempaskan ke semak-semak
Biarkan mulutmu berbusa karena bualan kosongmu
Penyesalan nanti akan kau rasakan
Tak ada satu yang peduli engkau
Sia-sialah sudah hidup yang kau jalani
Masikah ada harapan yang kau punya?
Hanya tangisan yang akan kau dapat
Tak peduli meronta kan sia-sia
Nasib kelam yang kau punya
Jangan menyesal sebab itu tak berarti apa-apa
Hanya satu nasihat yang aku berikan untukmu kelak
Bersihkan dirimu dari yang pernah melekat dalam dirimu
Sayatan-sayatan sang benalu
Sepi harus kulalui dengan tak tahu arah
Menggema rasa tapi tak sama
Sekujur tubuh bergetar mengisi kebisingan
Resapi makna tak tahu apa
Hanya ketakutan yang aku bawa
Ratapan apa pada siapa
Gila cinta arti sesungguhnya
Apa beda setan dengan dirimu
Hanya omongan yang kau punya
isi cinta dengan kebencian
Amarah tertahan bagai bom waktu
Hai …Kau yang kubenci dengarkanlah
Jangan kau gores luka untuk yang kesekian kali
Karena kau lebih berdosa dari pelacur jalanan
Kau sang pencuri yang tak mau salah
Hatimu yang keras bagai gumpalan dosa yang kau pelihara
Sisakan serpihan salju dalam jiwamu
Kau gores hati orang yang tak berdosa
Hanya bias-bias kosong dalam dirimu
Dengarkankan aku berdoa untuk yang kesekian kali
Biarkan Allah yang akan membalas
Serpihan Luka Yang Tergores
Jiwaku melayang entah kemana
Memantulkan bayangan yang tak tahu apa
Bersemikan pandangan dalam kegelapan
Hingga terbesit keinginan untuk meninggalkan
Apa dayaku yang lemah ini
Seperti pengemis yang meminta dengan wajah memelas
Apa daya aku yang hina ini
Bagai pelajur jalanan yang menjajakan kehormatan
O, suara takdir yang menggema
Sampai kapan semua ini akan terus begulir
Meresap kebisingan orang-orang yang tertawa
Terlentang kaku bagai orang yang tak bernyawa
Sepi, apakah ini yang menjadi pendampingku
Dalam duka disetiap goresan sayatan pisau beracun
Hingga merobek disetiap kulitku yang semakin tipis nan kaku
O, kau yang gila kekayaan
Apakah pantas kau duduk dibangku kehormatan
Hingga darah orang-orang yang lemah terus mengering
Dalam rintihan anak-anak kecil yang kelaparan
Dalam jeritan ibu-ibu yang melindungi anaknya
Ditengah binatang buas lapar yang sedang mengintai mengsanya
Dengarkan wahai orang-orang yang tak mau dengar
Rintihan tangis mereka memang bukan apa-apa
Sebab mereka terbiasa dengan keadaan yang terkucil
Sebab mereka terbiasa dengan wajah-wajah yang tertindas
Dan mereka terbiasa dengan segala penderitaan
Kini aku hanya berpesan dengan hati yang terkikis
Tuhan tidaklah buta
Dan Tuhan tidaklah tuli
Gema Adzan
Dalam gema azan dikumandangkan
Jiwaku meresap dalam panggilannya
Bagaikan pancaran sinar yang meresap dalam dadaku
Hinggga meneteskan airmata kehangatan
O, sang penguasa alam
Hantarkan aku dalam bimbingan jalan-Mu
Hingga aku bisa merengkuh dalam serpihan kasih sayang-Mu
Menuai tanggung jawab dalam kebahagiaan
Allahuakbar 3x
Bergetar terasa sekujur tubuhku
Damai dijiwa meresap dalam kalbuku yang kering
Memompa dalam setiap batinku yang terkoyak
Hingga tersirat rahasia takdir yang terungkap
O sang penguasa alam
Damai ku bersama cinta kasih sayang-Mu
Hingga damai terpancar dalam jiwaku yang gelap
Kerongkongan ku yang kering kau siram dengan asma-Mu yang suci
Hingga terkuak kemahacintaan-Mu kepada hambamu yang hina
Ratapan orang-orang tercela
Arti Cinta seperti apa dimana dan mengapa
Mengapa setiap langkah selalu ada cinta
Hidup sepi tak mengerti arah
Bagaimana kau rindu dalam jiwa yang menangis
Disetiap pantulan jiwa yang terasing
Oh kau yang berbicara dengan mulut tertutup
Sampai kapan kau hinggap di dalam celana pendekmu yang lusuh
Aku berfikir dengan angan-angan yang tak nyata
Bercerita dengan canda tawa penderitaan
Sepiku termenung resapi diri
mencari makna yang aku cari selama ini
jiwa bergetar rapuh tak tertahankan
menyapu terbang bersama angin yang berhembus
oh isi jiwa yang kesepian
apa daya aku yang hina ini
merengkuh aku dalam ketidak berdayaan
bagai anak yang menangis ditinggal pergi ibunya
jiwa rasa mengapa merana
bagai bintang yang indah bila kau lihat
tapi hanya bisa kau tatap dan tak bisa kau petik
sampai kapan akan kuarungi semua ini
retapi kegelisahan
dalam penderitaan yang berkepanjangan
apa daya aku yang bodoh ini
ditinggal masa kemudian menangis
sepi kemudian terbang dan ditiup angin
Gadis berkerudung
Gadis berkerudung
Isi jiwaku merengkuh dalam isi jiwamu
Senyummu hangatkan hatiku yang membeku
Nafasmu segarkan panorama surgawi
Menyinari jalanku yang gelap mencekam
Gadis berkerudung
Datanglah dengan senyuman dalam hatiku yang rapuh
Kan kulukis indah wajahmu dengan pelangi dilangit
Kau bagai bintang yang berkedip hiasi malam
Disuasana dingin menyelimuti heningnya malam
Gadis berkerudung
Akankah kau puja seperti yang ku puja
Meniti kehidupan dalam angan-angan yang nyata
Membasuh kerinduan yang akan kubawa
Disetiap hembusan angin yang membawa kerinduan ku
Gadis berkerudung
Aku butuh cinta kasih sayang mu
Genggamlah tanganku yang rapuh tak berdaya
Meniti segala kehidupan yang kian membeku
Demi kebahagiaan antara kau dan aku
Antara Kebahagiaan dan Senyuman
Aku dan kekasihku berjalan diantara dua sungai yang mengalir
Senyummya kautampakkan dengan kebahagiaan
Aliran sungai mengalir seirama
Bunga bakung mengambang diantara jiwa dan rasa
kau bercerita diantara sepasang pohon yang berhembus
aku memperhatikan dia bercerita dengan seksama
karena keindahan yang kau berikan lebih dalam dari jiwa kita
hembusan angin semilir yang berhembus
membawa panorama surgawi yang kau tanam
lihatlah sayang! matahari tersenyum menyapa alam
kicauan burung bernyanyi diantara batang yang tumbuh
bunga mawar merekah seindah wajah mu yang berseri
kau cinta sejati yang tak akan pernah hilang
kan ku ukir indah dalam jiwaku yang terdalam
menepis keraguan yang kubawa diwaktu senja
hingga fajar berganti cerahkan asa
O, sang dewi yang kesepian
Pantulkan jiwa ini dalam pengharapan
Resapi makna dalam kehidupan
Matikan rasa dalam penyesalan
Kosong
Aku terdiam duduk terpaku menyendiri
Ditengah keramaian orang yang tertawa
Bersandar ku dalam kulit kayu yang rapuh
Hingga jiwa merona tak seperti apa adanya
Sepi sunyi aku lalui dengan tak tahu arah
Bagaimana bintang yang bersinar
Tau akan jalan ku yang akan ku lalui
dalam untaian kata-kata yang tak aku mengerti
disetiap pembicaran yang kosong dan tak bermakna
Bagaimana kau hidup jalanilah dengan hati yang lapang
hingga kosong terus membelenggu dalam takdir yang berkepanjangan
Bidadari
Bidadari, kau hadirkan kelembutan bagi diriku
Senyummu kau tampakkan dengan cahaya
Ingin ku rengkuh engkau dengan lembut sukmaku
Hingga terpasang panorama indah dalam kasihmu
Bidadari, datanglah dengan senyuman dibibirmu
Dan bawalah aku dengan seribu sayapmu
hingga cinta meresap dalam kebahagiaan
Bidadari, aku cinta kau karena kau yang kucinta
kelembutan hatimu terpaut oleh serpihan rasa yang terdalam
bila engkau tersenyum resahku terhempaskan ke semak-semak
Semua telah berubah
Seperti yang kau lihat hanya kedipan mata
Menghilang seperti bayangan yang melesat bagai kilat
Yang menyambar rona kehidupan